Awal mula Al-Azhar di jadikan tempat pembelajaran

Al-azhar merupakan perkuliahan dengan metode yang sangat lazim dimata masyarakat arab, dengan perkuliahan yang termasuk tertua didunia yang di bangun pada masa dinasti fathimiyah di mesir, untuk perkuliahan di Al-Azhar itu sendiri, banyak orang bilang bahwa perkuliahan di Al-azhar itu sendiri termasuk pencetus ulama-ulama dunia dari dahulu hingga sekarang, seperti syekh Alawi Al-maliki, muhammad abduh, syekh yusuf Al-qordlowi, quraisy shihab, Alwi shihab, buya hamka dan banyak lain sebagainya.




Dalam jejak perjalanan Al-azhar itu sendiri, terutama dalam hal pembangunan, banyak diantara masyarakat penduduk sekitar wilayah mesir itu sendiri tidak tanggung-tanggung untuk bershodaqoh dan mewaqofkan tanahnya demi sarana pendidikan di Al-Azhar itu sendiri, ini diawali ketika penguasa-penguasa kerajaan daulah fathimiyah menyumbangkan sebagian harta kekayaanya untuk pembangunan Al-Azhar, seiring dengan bertambah majunya pendidikan disana, maka banyak pula penduduk-penduduk sekitar meniru tindakan yang dilakukan penguasa-penguasa daulah fathimiyah pada saat itu, Sehingga kalau kita lihat sejarah di atas tadi, Al-azhar dahulu merupakan sebuah masjid kecil yang didirikan atas sukarelawan belaka, atan tetapi dari keikhlasan tersebut menjadikan Al-Azhar semakin berkembang dengan bangunannya nan megah, sampai-sampai kekayaannya melebihi 3 kali lipat kekayaan negara pada waktu itu.

AL AZHAR KINI
Pada abad XXI ini, Al Azhar mulai memandang perlunya mempelajari system penelitihan yang dilakukan oleh Universitas di Barat, dan mengirim Alumni terbaiknya untuk belajar ke Eropa dan Amirika. Tujuan mengirim ini adalah untuk mengikuti perkembangan ilmiah ditingkat internasional sekaligus upaya perbandingan dan pengukuhan pemahaman islam yang benar. Cukup banyak duta Al Azhar yang berhasil meraih gelar Ph.D dari Universitas luar tersebut, diantaranya ialah: Syekh DR. Abdul Halim Mahmud, Syekh DR. Muhammad Al Bahy, Dan banyak lagi.
Sebelumnya, pada tahun 1930 M, keluar undang undang no 49 yang mengatur Al Azhar mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan membagi Universitas Al Azhar menjadi tiga fakultas yaitu: Syari’ah, Usuluddin, Bahasa Arab.
Fakultras induk Syari’ah wal qonun di Cairo merupakan bangunan pertama yang berdiri pada tahun 1930 M. semula berama Syari’ah, lalu pada tahun 1961 dirubah menjadi nama seperti sekarang. Fakultas indul Usuluddin dan bahasa Arab di Kairo juga didirikan pada tahun 1930 M. penjurusan diatur kembali pada tahun 1961 M. fakultas Dakwah islamiyyah didirikan dengan keputusan presiden (keppres) no 380 tahun 1978 yang dikeluarkan pada 16 Ramadlon 1398 H. (20 Agustus 1978). Fakultas Dirasah islamiyah wal Arabiyah memulai kuliahnya pada tahun 1965 M. sebagai salah satu jurusan dari Fakultas Syari’ah. Pada tahun 1972 keluar keppres no 7 yang menjadikan fakultas ini sebagai lembaga tersendiri dengan nama Ma’had Dirasat Al Islamiyah Wal Arabiyah (Institut of Islamic and Arabic studies) namun pada tahun 1976 M. keluar keppres no 299 yang kembali menjadikan institut ini sebagai fakultas tersendiri, dengan jurusan: usuluddin syari’ah islamiyah bahasa dan sastra Arab.
Angin pembaharuan kembali berhembus di Al Azhar pada 5 mei 1961 M. dimasa kepemimpinan Syekh Mahmoud Syalthout. Peran Syaikh Al Azhar diciutkan menjadi jabatan simbolis sehingga kurang mempunyai pengaruh langsung terhadap lembaga pendidikan yang ada dibawah pimpinannya. Undang-undang pembaharuan ini disebut undang-undang revosusi mesir nomor 103 tahun 1961 M. undang-undang ini memberikan kemungkinan besar perubahan structural pendidika di Al Azhar, sehingga diantaranya membolehkan lulusan SD atau SMP Al Azhar untuk melanjutkan studinya ke SMP atau SMA milik Departemen pendidikan, atau sebaliknya. Dalam ruang lingkup pendidikan tinggi, disamping fakultas-fakultas keislaman, ditambahkan pula berbagai fakultas baru seperti: Tarbiyah, Kedokteran, Perdagangan/Ekonomi, Sains, Pertanian, Teknik, Farmasi, dan sebagainya. Juga dibangun fakultas khusus putri (Kulliyatul Banat) dengan berbagai jurusan








gambar 1.2







Dalam potret al-azhar pada saat ini, Al-azhar juga telah menerima mahasiswa baru diseluruh dunia terutama di negara kita, yaitu indonesia, maka al-azhar juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang bisa di pakai oleh kita yang belajar disana, seperti tempat kuliah yang tersebar diberbagai penjuru mesir (gambar 1.2)dan 3 rumah sakit Universitas: Husein Hospital, Zahra’ Hospital, dan Bab el Sya’riah Hospital. Sementara itu, Nasser Islamic Mission City (Madinat Nasser Lil Bu’ust Al Islamiyah) untuk orang asing dibuka pada bulan September 1959 M.
Universitas (Jami’ah) Al Azhar hanyalah salah satu lembaga resmi yang dimiliki Al Azhar masih ada lembaga lain yang sempat terbentuk, seperti:
  1. Lembaga pendidikan Dasar dan Menengah (Al Ma’ahid A Azhariyah).
  2. Biro Kebudayaan dan missi Islam (Idarah Ats-tsaqofah wal Bu’uts Al Islamiyah).
  3. Majlis tinggi Al Azhar (Al Majlis Al A’la Lil Azhar)
  4. Lembaga Riset Islam (Majma’ Al Buhuts Al Islamiyah).
  5. Hai’ah Ighatsah Al Islamiyah.
Sejak mula berdirinya, studi Al Azhar selalu terbuka untuk semua pelajar dari seluruh dunia, hingga kini Universitas Al Azhar memiliki lebih dari 50 Fakultas yang tersebar diseluruh pelosok mesir dengan jumlah Mahasiswa/i melebihi angka 200 ribu orang. Itulah potret Al Azhar yang tetap tegar dalam kurun usia senja

untuk melihat tautan berikutnya, silahkan pilih tema yang anda inginkan di samping topik bacaan ini, dan untuk mengetahui situs resmi Universitas Al-azhar, silahkan klik tautan berikut

View Larger Map

Tidak ada komentar: